Suami Melempem, Brondong Jadi Alternatif
Ilustrasi Selingkuh / Foto: Lombokpost.net |
Perselingkuhan selalu jadi momok bagi sebuah
pernikahan. Apalagi, salah satu pihak, suami atau isteri tidak setia dengan
pasangannya. Mencari kepuasan di luar cenderung jadi pilihan. Berikut kisah
kehidupan rumah tangga Mr Hans dan Mbak Tum, warga Kecamatan Woha.
***
MBAK Tum (bukan nama
sebenarnya), 42 tahun, merupakan tipe wanita pendiam. Lebih senang di rumah dan
jarang bersolek seperti perempuan pada umumnya.
Namun, tiba-tiba berubah.
Suka merias diri. Jika sebelumnya, hanya belanja depan rumah, kemudian lebih
senang pergi belanja ke pasar.
Perubahan yang terjadi
pada isterinya, awalnya tidak membuat Mr Hans curiga. Karena dia sangat
paham dengan sifat wanita yang telah dipacarinya selama lima tahun dan telah
belasan tahun hidup bersamanya.
Lama-kelamaan, Mrs Hans
mulai curiga. Karena ketika Mbak Tum belanja ke Pasar, lama baru pulang ke
rumah.
Usut punya usut, ternyata
Mbak Tum kecantol dengan brondong yang lebih muda dan lebih tampan dari
suaminya. Mbak Tum, lupa dengan statusnya yang masih terikat pernikahan dan
punya dua orang anak yang mulai tumbuh jadi gadis.
Mbak Tum terlena dengan
rayuan gombal pemuda brondong. Apalagi kata-kata manis yang melenakan itu,
tidak pernah dia dengar dari mulut Mr Hans.
Akibatnya, Mbak Tum lupa
diri. Brondong itu tidak hanya dipacarinya, tapi juga dia berikan apa yang
menjadi hak suaminya.
Naifnya, perselingkuhan Mbak
Tum dengan brondong tersebut dipergoki langsung oleh Mr Hans.
Saat itu emosi Mr Hans
tidak karuan. Marah, muak, benci bercampur jadi satu. Mr Hans sama sekali tidak
menyangka, isteri yang begitu dicintai, tega menghianatinya seperti itu.
Padahal, selama belasan
tahun menikah, Mr Hans telah menunaikan kewajibanya sebagai suami yang baik.
Tapi apa yang diberikan
Mr Hans, ternyata belum memuaskan Mbak Tum. Meski secara ekonomi cukup, tapi
secara bathin, Mbak Tum masih ingin lebih. Dia pun mencari pelampiasan dari
pria lain.
‘’Alasan dia selingkuh,
karena tidak puas secara bathin,’’ tutur Mr Hans kepada Radar Tambora, saat
ditemui di Kantor Pengadilan Agama Raba Bima, kemarin(29/9).
Penghianatan dilakukan
Mbak Tum benar-benar membuat hati Mr Hans remuk redam. Tidak ada lagi harapan
bagi Mr Hans mempertahankan biduk rumah tangga yang telah belasan tahun mereka
bangun.
Mrs Hans telah menutup
pintu maaf untuk isterinya. Apalagi, perbuatannya itu tidak hanya melanggar
etika dan norma adat, tapi juga hukum agama.
Kini rumah tangga Mr Hans
dan Mbak Tum berada di ujung tanduk. Perceraian sudah di depan mata. Dua orang
buah hati mereka kini telah hidup bersama dengan Mr Hans. Sementara Mbak Tum
tinggal bersama kedua orang tuanya.
“Anak-anak semua ikut
saya, tidak ada yang mau ikut ibunya. Anak-anak sudah besar, mereka mengerti
dengan masalah yang terjadi,’’ katanya.
Kejadian itu diakui Mr
Hans membuat dua orang anak mereka benci dengan ibunya. Mereka bahkan tidak mau
berhubungan dengan ibunya.
Kasus perceraian Mr Hans
dengan Mbak Tum kini masuk ke tahap mediasi. Namun Mbak Tum tidak hadir. Meski
PA sudah layangkan surat panggilan sejak satu minggu lalu. (Yety
Safriati/Bima)
Posting Komentar