BREAKING NEWS

Sabtu, 19 September 2015

Lotim Tertolong Daerah Terbelakang

Menerima bantuan KUBE
BERI ARAHAN: Sekretaris Disnakertrans Lotim Mulki (kiri) bersama salah seorang penerima bantuan KUBE, kemarin (18/9).

SELONG - Lombok Timur (Lotim) hingga kini masih dianggap sebagai salah satu daerah terbelakang. Itu berdasar data kemiskinan, angka pengangguran, dan beragam perhitungan dari segi kesehatan, pendidikan, termasuk ekonomi. ”Itu tidak bisa kita pungkiri, dan tak perlu kita tolak,” kata Mulki, Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Lotim, kemarin (18/9).

Namun alih-alih mencari alasan dan melakukan bantahan, ia menyarankan semua pihak memanfaatkan hal tersebut. Dengan status yang disematkan pada Gumi Selaparang itu, ia mengatakan banyak bantuan yang bisa dipanen dari pusat. Hal itu justru harus dijadikan peluang dan dimanfaatkan sebaik mungkin. Sembari mengambil manfaat dari bantuan tersebut, Lotim juga bisa berbenah untuk memperbaiki levelnya dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

”Memang seperti itu kenyataannya, daripada sekadar malu, mending kita manfaatkan keadaan,” ujarnya.

Salah satu bukti nyata bantuan yang diberikan pusat ialah program kelompok usaha bersama (Kube). Tahun ini saja ada 670 kelompok setara 6.700 anggota yang menerima bantuan masing-masing kelompok Rp 20 juta. Disamping itu, masih ada beragam bantuan lainnya yang tersebar melalui beragam instansi di Lotim. 

Bahkan yang terbaru, Lotim mendapat jatah prongram Kartu Indonesia Sejahtera (KIS) untuk 678 ribu masyarakat kurang mampu dari total 1,3 juta penduduk Lotim. Walaupun ini artinya 50 persen penduduk Lotim dianggap masih berada dalam garis kemiskinan, ia memilih tak malu dan memanfaatkan bantuan tersebut.

”Yang penting sekarang kita bisa menggunakan sebesar-besarnya untuk kepeluan rakyat Lotim,” katanya.

Hal itu lantaran pemanfaatan bantuan hingga kini masih belum maksimal. Bantuan bergulir yang diberikan banyak yang mandek, begitu juga bantuan produktif banyak yang beralih hanya menjadi konsumtif saja.

”Seperti Kube itu hanya 25 persen saja yang jalan bagus,” akunya.

Suparman, salah seorang penerima bantuan Kube yang datang ke kantor itu kemarin terlihat sumringah. Kendati belum mengetahui hendak diapakan bantuan yang diterima, nelayan asal Telona, Sekaroh, Jerowaru itu berjanji akan menjalankan sesuai arahan.


”Belum tahu pasti, yang jelas untuk pemberdayaan anggota,” katanya. (yuk/r5)

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Info NTB Share on Blogger Template Free Download .