BREAKING NEWS

Senin, 21 September 2015

TNGR Atur Ulang Strategi

*Setelah Gagal Usir Penebang Hutan Gunung Rinjani



Memanas
MEMANAS: Ratusan masa yang menduduki hutan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan petugas hutan yang coba mengambil alih kawasan saat berhada-hadapan, Sabtu (19/9) lalu.
SELONG Polisi Hutan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan ratusan warga Desa Bebidas, Lombok Timur (Lotim) saling berhadap-hadapan, Sabtu (19/9) lalu.

Suasana memanas menyusul upaya pihak TNGR yang mencoba masuk ke area hutan yang dipersengketakan. Namun mereka dihalang-halangi warga yang sudah membabat hutan kawasan tersebut sejak beberapa bulan lalu.

Kalian tak boleh masuk, ini tanah kami,” teriak warga yang menghalangi paskan TNGR.

Kendati para polisi hutan datang bersama  TNI dan Polri, warga nampak tak gentar. Personel gabungan bersenjata itu seolah tak membuat warga mundur. Mereka terus menghalangi upaya petugas memasuki dan mengambil alih kawasan hutan yang telah mereka duduki.

Tak hanya lelaki dewasa, warga bahkan nampak membawa serta anak dan istrnya. Tepat di pintu masuk kawasan yang kini sudah dirambah, warga bertahan. Beberapa terlihat mempersenjatai diri dengan parang yang disematkan di tubuhnya. Warga seolah siap mati mempertahankan kawasan yang menurut TNGR masuk dalam wilayah taman nasional itu.

Ini tanah warga, jangan main aku,” teriak masa kembali memanaskan suasana.
               
Mencegah hal yang tak diinginkan, TNGR yang sebelumnya sempat memaksa masuk akhirnya mengalah. Mereka mengurungkan niat mengambil alih kawasan itu untuk sementar. Kini pasukan disiagakan di pos TNGR yang berada di Jurang Koak, Bebidas.

Kita tak menginginkan ada korban berjatuhan,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (KSPTN) Wilayan II, H Ramsjah kepada Lombok Post.

Hingga kini pihaknya terus melakukan evaluasi kegagalan upaya eksekusi operasi gabungan Sabtu (19/9) lalu. Bersama sejumlah pihak terkait, ia mengatakan terus melakukan komunikasi dan koordinasi untuk mencari jalan keluar terbaik.

Kegagalan eksekusi itu jadi bahan evaluasi,” katanya.

Sementara itu Kades Bebias, Syarafudin menyesalkan langkah  yang dilakukan pihak TNGR. Menurutnya hal itu tak perlu terjadi, jika semua pihak mampu menahan diri. Warga menurutnya dengan segala kemampuan pasti mempertahankan apa yang dianggap sebagai warisan leluhurnya. Karena itu ia meminta pihak lain sabar dan menunggu, serta tak memaksakan kehendak.

Proses hukum kan sedang berlangsung, tunggu saja itu,” katanya.


 Hingga kini sekitar 100 hektare lahan yang dulunya tertutup hutan kini gundul setelah warga yang memaksa masuk sejak beberapa bulan terakhir. Mereka  menebang dan mengambil kayu yang ada. Kawasan tersebut kini menjadi tanah lapang tanpa tutupa hutan. (yuk/r3)

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Info NTB Share on Blogger Template Free Download .