BREAKING NEWS

Rabu, 23 September 2015

Kirim ke Malaysia, Hasilkan Puluhan Juta Perbulan

*Alang-Alang Tumbuhan Pengganggu Bernilai Ekspor


TELATEN: Zakiyah dan Mahani merangkai alang-alang menjadi sebuah atap saat ditemui di tempat usahanya, di Labuapi, Lobar./Foto : Lombokpost.net

Alang-alang bagi sebagian besar orang dianggap sebagai tumbuhan pengganggu. Tidak bermanfaat. Tapi, di tangan pengrajin, alang-alang bisa menjadi satu komoditas ekspor yang menguntungkan. 

***

TANGANNYA secara cekatan menyelipkan alang-alang di sela-sela dua buah bambu. Kemudian, dengan cepat dirinya mengikat alang-alang memakai tali dari bahan serat ijuk. Hal tersebut terus diulangnya hingga menjadi satu buah atap alang-alang. 

Adalah Zakiyah, seorang wanita paruh baya, yang menjadikan alang-alang sebagai mata pencahariannya. Jam terbangnya dalam membuat atap alang-alang telah berlangsung puluhan tahun. Tak lebih dari 10 menit, dirinya sudah dapat menyelesaikan satu atap alang-alang.

“Dalam sehari paling tidak bisa menyelesaikan hingga 20 atap alang,” kata Zakiyah kepada Lombok Post.

Dirinya tidak bekerja sendiri. Ia dibantu oleh keempat teman wanitanya untuk merangkai alang-alang. Dengan demikian, dalam sehari paling sedikit 80 atap alang-alang bisa diselesaikan. Untuk satu atap, dihargai Rp 10 ribu hingga Rp 16 ribu. Kalau diakumulasikan, dalam sebulan Zakiyah bisa berpenghasilan puluhan juta perbulan.

Baginya, pekerjaan seperti ini memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Jika masih belum ahli, terkadang jari-jari ikut terjepit diantara bambu. Tak jarang juga, ikatan dari tali kurang kuat, menyebabkan alang-alang jadi mudah terlepas.

Sementara itu, salah seorang pengrajin lainnya, Mahani mengungkapkan, hasil atap alang-alang yang mereka buat telah go internasional. Tujuannya ke Negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia. 

“Gini-gini, hasilnya sudah kita ekspor juga sampai Malaysia,” ungkap Mahani.

Tidak hanya sekali atau dua kali, tapi secara rutin, setiap bulan dirinya mengirimkan atap alang-alang ke luar negeri. 

“Sekali kirim jumlahnya bisa mencapai 2.750 atap alang-alang,” katanya.

Selain keluar negeri, ia kerapkali mendapatkan permintaan dari hotel-hotel di wilayah pariwisata. Seperti di Gili Trawangan, Senggigi hingga ke Bali. Untuk bahan dasarnya, yaitu alang-alang, tidak didapatkan secara gratis. Ia mengaku harus membeli. Harganya bisa mencapai Rp 1.650.00 untuk satu mobil. Dimana dalam satu mobil, terdapat lebih dari 300 ikatan besar alang-alang.

“Ini beli di Sekotong sana. Dari satu ikat itu, bisa dibuat satu atap untuk panjang empat meter,” ungkapnya. (*/Wahidi Akbar Sirinawa/Giri Menang/r6)

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Info NTB Share on Blogger Template Free Download .