BREAKING NEWS

Rabu, 30 September 2015

Dandim Nyatakan Perang Lawan Rampok

Begal
Ilustrasi Begal / Foto:Net
PRAYA - Aksi kawanan perampokan yang datang silih berganti di Lombok Tengah (Loteng), membuat prihatin Dandim 1620/Loteng Letkol Inf. Arie Tri Hedhianto. Dia kemudian menyatakan perang melawan kejahatan itu. Apalagi, aksi perampokan selama ini, selalu berujung pada tindakan sadis, melukai korbannya bahkan sampai tewas.

Kasus terakhir, aksi kawanan rampok melukai Nasrudin, 45 tahun, warga Dusun Kuwur Numpuk, Desa Montong Sapah Praya Barat Daya Minggu dini hari (27/9) kemarin. Dia mengalami luka sabetan parang di punggungnya, hingga warga setempat melarikannya ke Puskesmas Batujangkih.

“Bagi saya ini sudah keterlaluan, benar-benar tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kesabaran saya hilang, kasihan masyarakat menjadi korban,” katanya, kemarin(29/9).

Dia menekankan, diminta atau pun tidak, pihaknya akan menurunkan anggota bersenjatakan lengkap guna melawan kawanan perampok tersebut. Soal bagaimana strateginya, kapan dan di mana, pihaknya merahasiakan.

Selain itu juga, pihaknya memerintahkan kepada 139 Babinsa di 139 desa/kelurahan di seluruh Loteng, khususnya, Babinsa yang bertugas di desa rawan agar tetap siaga. Dengan cara, menyiapkan diri, seragam dan persenjataan lengkap.

Dalam kasus perampokan yang menimpa Nasrudin ini, Babinsa di Montong Sapah dan Batujangkih, turut berperan aktif. Mereka berani menyelamatkan korban perampokan bahkan memimpin perlawanan terhadap kawanan rampok, saat membawa kabur harta benda korban.

Arie menuturkan, saat kejadian, perampok yang masuk ke rumah korban ada tiga orang. Mereka meminta korban menyerahkan harta benda. Namun, korban melawan. Beberapa keluarga korban diam-diam keluar rumah, lalu berteriak minta tolong.

Teriakan itu pun, kata Arie didengar warga dan Babinsa saat menggelar ronda malam. Satu di antara warga itu lalu menuju masjid, guna mengumpulkan warga. Sayangnya, para warga tidak bisa berbuat banyak karena kawanan rampok menggunakan senjata api (senpi) rakitan jenis softgun.

Namun, dua Babinsa atas nama Sertu Kasiran dan Koptu Jumawan pantang menyerah. Mereka, ungkap Arie nekat melawan kawanan rampok, hingga para pelaku kejahatan sadis itu pun lari terbirit-birit. “Ini patut dijadikan contoh. Begitu saya mendengar kisah heroik anggota saya itu, maka saya putuskan untuk perang melawan rampok,” tegasnya.

Dia menambahkan, dalam waktu dekat ini, Kodim akan memfasilitasi pengadaan pentungan di setiap rumah warga di Desa Montong Ajan, Batujangkih dan Montong Sapah. Warga pun akan dibekali dengan pengetahuan tentang arti memukul pentungan satu kali, dua kali, tiga hingga seterusnya.

Kebijakan itu akan berlaku juga di desa lainnya. Mohon desa-desa lain belajar dari persoalan yang ada. Dengan cara, mengaktifkan lagi ronda malam, Babinsa tolong kawal,” seru Arie.

Hal yang sama dikatakan Camat Praya Barat Daya Kamarudin. Menurutnya, satu-satunya jalan untuk melawan kawanan rampok adalah keterlibatan aparat, baik kepolisian maupun TNI. “Karena mereka yang punya senjata lengkap, mohon polisi dan tentara membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),” harapnya. (dss/r4)

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Info NTB Share on Blogger Template Free Download .