Ilustrasi Begal / Foto:Net |
PRAYA - Aksi kawanan
perampokan yang datang silih berganti di Lombok Tengah (Loteng), membuat prihatin
Dandim 1620/Loteng Letkol Inf.
Arie Tri Hedhianto. Dia kemudian menyatakan perang melawan kejahatan itu. Apalagi, aksi perampokan selama ini, selalu berujung pada tindakan sadis, melukai korbannya bahkan sampai tewas.
Kasus terakhir,
aksi kawanan rampok melukai Nasrudin, 45 tahun, warga Dusun Kuwur Numpuk, Desa Montong Sapah Praya
Barat Daya Minggu dini hari (27/9) kemarin. Dia mengalami luka sabetan parang
di punggungnya, hingga warga setempat melarikannya ke Puskesmas Batujangkih.
“Bagi saya ini sudah
keterlaluan, benar-benar tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kesabaran saya
hilang, kasihan masyarakat menjadi korban,” katanya, kemarin(29/9).
Dia menekankan,
diminta atau pun tidak, pihaknya akan menurunkan anggota bersenjatakan lengkap
guna melawan kawanan perampok tersebut. Soal bagaimana strateginya, kapan dan
di mana,
pihaknya merahasiakan.
Selain itu juga,
pihaknya memerintahkan kepada 139 Babinsa di 139 desa/kelurahan di seluruh
Loteng,
khususnya, Babinsa yang bertugas
di desa rawan agar tetap siaga. Dengan cara, menyiapkan diri, seragam dan
persenjataan lengkap.
Dalam kasus perampokan yang menimpa Nasrudin ini, Babinsa di Montong Sapah dan Batujangkih, turut
berperan aktif. Mereka berani
menyelamatkan korban perampokan bahkan memimpin perlawanan terhadap kawanan rampok, saat
membawa kabur harta benda korban.
Arie menuturkan, saat kejadian, perampok yang masuk ke rumah korban ada tiga orang.
Mereka meminta korban
menyerahkan harta benda. Namun,
korban melawan. Beberapa keluarga korban diam-diam keluar rumah, lalu berteriak minta
tolong.
Teriakan itu pun,
kata Arie didengar warga dan Babinsa saat menggelar ronda malam. Satu di
antara warga itu lalu menuju
masjid, guna mengumpulkan warga. Sayangnya, para warga tidak bisa berbuat
banyak karena kawanan rampok menggunakan senjata api (senpi) rakitan jenis
softgun.
Namun,
dua Babinsa atas nama Sertu Kasiran dan Koptu Jumawan pantang menyerah. Mereka,
ungkap Arie nekat melawan kawanan rampok, hingga para pelaku kejahatan sadis
itu pun lari terbirit-birit. “Ini patut dijadikan contoh. Begitu saya mendengar kisah
heroik anggota saya itu, maka saya putuskan untuk perang melawan rampok,”
tegasnya.
Dia menambahkan,
dalam waktu dekat ini, Kodim akan memfasilitasi pengadaan pentungan di setiap
rumah warga di Desa Montong Ajan, Batujangkih dan Montong Sapah. Warga pun akan
dibekali dengan pengetahuan tentang arti memukul pentungan satu kali, dua kali,
tiga hingga seterusnya.
“Kebijakan itu akan berlaku juga di desa lainnya. Mohon
desa-desa lain belajar dari persoalan yang ada. Dengan cara, mengaktifkan lagi
ronda malam, Babinsa tolong kawal,” seru Arie.
Hal yang sama
dikatakan Camat Praya Barat Daya Kamarudin. Menurutnya, satu-satunya jalan
untuk melawan kawanan rampok adalah keterlibatan aparat, baik kepolisian maupun TNI. “Karena mereka
yang punya senjata lengkap, mohon polisi dan tentara membantu menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),” harapnya. (dss/r4)
Posting Komentar