*Kabar Para Penjual Hewan Kurban Saat Ekonomi Sulit
DIJUAL: Penjual hewan
kurban mulai bermunculan di Lombok Utara menyambut Idul Adha sepuluh
hari lagi. Penjual hewan kurban kini dihadapkan pada tantangan pelemahan
ekonomi./ Foto: LombokPost.net
|
Idul Adha tahun ini akan dirayakan umat muslim dalam ekonomi yang sedang
sulit. Pemutusan hubungan kerja disebutkan mulai jadi ancaman, menyusul terus
melemahnya nilai tukar rupiah. Harga-harga kebutuhan pokok juga terkerek.
Apakah bisnis dadakan penjualan hewan kurban masih bergairah?
***
IDUL ADHA 1436 Hijriah telah sejak lama selalu menjadi momentum untuk
berbagi. Tak kecuali pula untuk perayaan Idul Adha tahun ini.
Momentum Idul Adha ini juga
masih dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang hewan kurban mengais rezeki melimpah.
Mereka menggelar lapak di jalan, untuk menarik minat para pembeli.
Beberapa
ekor kambing dengan badan bervariasi tampak
diikat seadanya di pohon di Dusun Karang Bayan, Tanjung. Deni, pegadang
kambing mengaku baru tiga hari ini membuka lapak di sana. Nyaris “toko”
miliknya buka 24 jam. “Kami siap melayani para pembeli,” kata dia.
Entah ada kaitannya atau tidak
dengan pelamahan ekonomi yang membeli negara. Tahun ini harga kambing naik
dibanding tahun lalu.
Paling murah, Deni mengaku
menjual kambingnya Rp 1,3 juta. Selebihnya harga-harganya di atas itu. Dia
perkirakan, kian mendekati hari raya Idul Adha, harga akan terus terkerek.
“Sekarang kita sebut masih
murah. Memang naik tiap tahun kalau dibanding tahun lalu. Tapi ini masih
mungkin naik lagi jelang hari raya nanti,” kata dia.
Toh kendati masih murah,
transaksi masih sepi. Kebanyakan yang
datang ke lapaknya hanya baru warga yang menanyakan
harga belaka.
Agaknya para pembeli masih mencari
perbandingan harga dari satu penjual dengan penjual lainnya.
”Pembeli
kan juga mau mencari kambing yang murah dan berkualitas. Jadi ya kita
layani saja meskipun hanya sekedar tanya-tanya harga,” kata pria yang mulai
berjualan hewan kurban sejak 2006 lalu ini.
Toh kendati sepi, Deni
tetap optimistis. Seperti halnya dia yakin, optimisme yang sama juga dialami
oleh para pedagang hewan kurban yang lain.
Berkaca pada tabiat para
pembeli, biasanya tranksaksi memang mulai ramai lima hari jelang Idul Adha.
Deni tetap berharap mampu mencapai transaksi tahun lalu. Di mana tahun itu dia
melepas 50 ekor kambing. “Mudah-mudahan
bisa,” kata dia penuh harap.
Soal dari mana hewan kurban
itu diambil, Deni mengaku membelinya dari para peternak di wilayah Kecamatan Bayan dan Kayangan. Sehingga sedikit tidak hal ini bisa berdampak bagus
bagi perekonomian masyarakat di sana. ”Saya
biasa ambil di Bayan atau Kayangan. Biar sama-sama merasakan untung,” katanya diiringi senyum.
Untuk kesehatan hewan kurban yang dijualnya pun, Deni
mengatakan jika setiap tahun pihak dinas selalu memeriksa kesehatan hewan
ternaknya. Sehingga dipastikan hewan yang dijualnya tersebut sehat. ”Nanti
petugas biasanya datang memeriksa kesehatan. Kalau ada yang sakit ya tidak
dijual,” katanya. (r10/Pujo Nugroho/Tanjung)
Posting Komentar