BREAKING NEWS

Rabu, 23 September 2015

Transaksi Masih Sepi, Tapi Yakin Hewan Kurban Habis

*Kabar Para Penjual Hewan Kurban Saat Ekonomi Sulit 

Penjual Hewan Kurban
DIJUAL: Penjual hewan kurban mulai bermunculan di Lombok Utara menyambut Idul Adha sepuluh hari lagi. Penjual hewan kurban kini dihadapkan pada tantangan pelemahan ekonomi./ Foto: LombokPost.net

Idul Adha tahun ini akan dirayakan umat muslim dalam ekonomi yang sedang sulit. Pemutusan hubungan kerja disebutkan mulai jadi ancaman, menyusul terus melemahnya nilai tukar rupiah. Harga-harga kebutuhan pokok juga terkerek. Apakah bisnis dadakan penjualan hewan kurban masih bergairah?

***

IDUL ADHA 1436 Hijriah telah sejak lama selalu menjadi momentum untuk berbagi. Tak kecuali pula untuk perayaan Idul Adha tahun ini.

Momentum Idul Adha ini juga masih dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang hewan kurban mengais rezeki melimpah. Mereka menggelar lapak di jalan, untuk menarik minat para pembeli.

Beberapa ekor kambing dengan badan bervariasi tampak diikat seadanya di pohon di Dusun Karang Bayan, Tanjung. Deni, pegadang kambing mengaku baru tiga hari ini membuka lapak di sana. Nyaris “toko” miliknya buka 24 jam. “Kami siap melayani para pembeli,” kata dia.

Entah ada kaitannya atau tidak dengan pelamahan ekonomi yang membeli negara. Tahun ini harga kambing naik dibanding tahun lalu.

Paling murah, Deni mengaku menjual kambingnya Rp 1,3 juta. Selebihnya harga-harganya di atas itu. Dia perkirakan, kian mendekati hari raya Idul Adha, harga akan terus terkerek.

“Sekarang kita sebut masih murah. Memang naik tiap tahun kalau dibanding tahun lalu. Tapi ini masih mungkin naik lagi jelang hari raya nanti,” kata dia.

Toh kendati masih murah, transaksi masih sepi. Kebanyakan yang datang ke lapaknya hanya baru warga yang menanyakan harga belaka. Agaknya para pembeli masih mencari perbandingan harga dari satu penjual dengan penjual lainnya.

”Pembeli kan juga mau mencari kambing yang murah dan berkualitas. Jadi ya kita layani saja meskipun hanya sekedar tanya-tanya harga,” kata pria yang mulai berjualan hewan kurban sejak 2006 lalu ini.

Toh kendati sepi, Deni tetap optimistis. Seperti halnya dia yakin, optimisme yang sama juga dialami oleh para pedagang hewan kurban yang lain.

Berkaca pada tabiat para pembeli, biasanya tranksaksi memang mulai ramai lima hari jelang Idul Adha. Deni tetap berharap mampu mencapai transaksi tahun lalu. Di mana tahun itu dia melepas 50 ekor kambing. “Mudah-mudahan bisa,” kata dia penuh harap.

Soal dari mana hewan kurban itu diambil, Deni mengaku membelinya dari para peternak di wilayah Kecamatan Bayan dan Kayangan. Sehingga sedikit tidak hal ini bisa berdampak bagus bagi perekonomian masyarakat di sana”Saya biasa ambil di Bayan atau Kayangan. Biar sama-sama merasakan untung,” katanya diiringi senyum.


Untuk kesehatan hewan kurban yang dijualnya pun, Deni mengatakan jika setiap tahun pihak dinas selalu memeriksa kesehatan hewan ternaknya. Sehingga dipastikan hewan yang dijualnya tersebut sehat. ”Nanti petugas biasanya datang memeriksa kesehatan. Kalau ada yang sakit ya tidak dijual,” katanya. (r10/Pujo Nugroho/Tanjung)

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Info NTB Share on Blogger Template Free Download .